Ronsen

Ronald Nababan

Tech, Indonesia, and randomness

Semenjak punya home lab ecek-ecek, gua sering install aplikasi yang gua anggap berguna. Apalagi mudah banget dipasang berkat Docker. Selamat tinggal konfigurasi ribet yang bikin kepala pusing. Habis itu gak lupa pasang Portainer biar gak repot ngatur container.

Setelah memasang Portainer, gua jadi kepikiran apa nggak ada aplikasi bawaan dari Docker sendiri? Benar, ada, yaitu Docker Desktop. Cuman gua jadi bingung setelah memasang aplikasi ini. Images, container, dll kok malah nggak terdeteksi. Belum lagi terasa sangat berat pas dijalankan pertama kali dan sering malah gak muncul setelah dikeluarkan.

Akhirnya dengan penuh kesadaran diri, gua buang Docker Desktop ini. Nggak lupa ikut ngehapus dependency-nya. Di sinilah gua akhirnya ngerti kenapa aplikasi ini agak laen. Ternyata ada qemu yang ikut kepasang sebagai dependency dan akhirnya terjawab juga kenapa Docker yang native malah nggak terdeteksi, dia bikin virtual machine lagi.

Balik pake Portainer ajalah.