Salah satu kelebihan menggunakan Linux adalah banyaknya plihan distro yang bisa kalian gunakan. Sayangnya, kelebihan ini bisa membuat bingung para pemula yang ingin mencoba Linux. Setelah menemukan distro yang cocok, perjuangan selanjutnya adalah memilih desktop environment.
Dari semua distro yang ada, gua memilih Ubuntu sebagai sistem operasi yang gua gunakan sehari-hari. Alasannya sederhana kok, Ubuntu menjadi sistem operasi yang pertama kali gua pake. Gua lebih memilih mengotak-atik pustaka buat pengembangan web atau lainnya ketimbang ngurusin kernel, hardware compatibility, dan sebangsanya.
Untuk desktop environment-nya sendiri, XFCE menjadi pilihan yang terbaik menurut gua. Dulunya, setelah bertahun-tahun menggunakan GNOME, entah kenapa terasa berat banget. Belum lagi GNOME gak ngasih pilihan untuk mengubah tema. Kalo untuk KDE sendiri, gua gak pernah tertarik menggunakannya karena terlalu banyak kustomisasi.
Di sini gua mikir kalo Linux punya distro buat hardware tua tetap terasa ringan, bayangin kalo Windows juga punya. Eh ternyata memang ada, Windows 11 IoT Enterprise LTSC 2024. Sistem operasi ini tersedia tanpa bloatware. Nggak ada iklan. Nggak ada Recall. Nggak tau soal telemetry. Sekali lagi, coba bayangin kalo versi ini adalah versi Windows yang dijual buat konsumennya.
Sayangnya sebagai pengguna biasa, kita gak akan pernah bisa menikmati Windows versi ringan ini.