Berdamai dengan AI
Gak bisa dipungkiri, era sekarang itu era-nya AI (Artificial Intelligence). Di beberapa bidang teknologi memang ini bisa dibilang dibenci terutama di dunia kreatif. Anehnya, di dunia teknologi khususnya programming, jarang gua liat orang pada teriak-teriak boikot AI. Malah berjamur tools buat mempermudah para programmer sampai muncul istilah vibe coding.
Jadi begini cara gua memanfaatkan AI:
- Pencarian. Bisa dibilang gua mulai agak berkurang menggunakan Google sebagai mesin pencari. AI itu jawabannya straightforward dan rapi.
- Bertanya. Dulu forum atau mailing list jadi tempat bertanya kalo ada masalah. Sejak media sosial semakin banyak, orang-orang sudah mulai jarang nongkrong di tempat-tempat tersebut. Jadi agak repot kalo nyari jawaban.
- Reviewer. Biar gak jadi bodoh terlalu mengandalkan AI, gua biasanya menyelesaikan dulu aplikasi yang gua buat dan minta AI untuk mengulas. Cara ini sangat efektif apalagi kalo lo solo programmer.
- Bikin status. Nah, enaknya nyuruh AI bikin status buat commit biar gak pusing bikin kata-kata manis.
- Vibe coding. Kalo ini buat belajar yang baru misalnya untuk mencoba desain-desain yang menarik. Selain itu buat cepat memahami bahasa atau framework yang baru.
Selama beberapa layanan AI ini masih disedikan gratis, yah gak apa-apa kalo dimanfaatkan dulu.